thelighthousepeople.com, Prabowo Hadiri KTT BRICS 2025, Indonesia Ambil Peran Besar Bukan Prabowo namanya kalau tampil biasa-biasa saja. Meski tanpa banyak basa-basi, kehadiran Presiden terpilih RI di KTT BRICS 2025 langsung bikin suasana berubah. Di antara para pemimpin dunia, Prabowo duduk tenang, tapi tajam. Tatapannya menusuk, gesturnya sederhana, namun efeknya terasa.
KTT BRICS yang di gelar di Kazan, Rusia, tahun ini di penuhi tokoh penting dari negara-negara non-Barat yang ingin memperkuat poros kekuatan global baru. Dan Indonesia, lewat Prabowo, bukan lagi sekadar tamu. Ia datang dengan tujuan, membawa sikap, dan menawarkan arah.
Secara tidak langsung, Indonesia telah menggeser perannya—dari pemain cadangan, menjadi pengatur tempo. Negara-negara BRICS mulai menaruh perhatian. Bukan hanya karena besarnya potensi Indonesia, tapi juga karena cara Prabowo memainkan peran di forum sebesar ini terasa berbeda dari biasanya.
BRICS Tak Lagi Jauh dari Jakarta
Selama bertahun-tahun, BRICS terkesan eksklusif. Tapi 2025 jadi momen perubahan. Indonesia, yang selama ini lebih di kenal sebagai pengamat luar pagar, kini masuk ke lingkaran dalam. Tanpa perlu koar-koar, sinyal kuat itu di tunjukkan lewat gestur sederhana: kehadiran kepala negara sendiri di acara utama.
Apakah Indonesia langsung di terima sebagai anggota penuh? Belum tentu. Tapi suasana dan arahnya sudah mulai terlihat. Bahkan beberapa menteri dari negara anggota menyebutkan bahwa di skusi internal tentang ekspansi anggota mulai melibatkan nama Indonesia secara serius.
Dengan begitu, kedekatan antara Jakarta dan BRICS bukan cuma wacana. Melainkan sesuatu yang sedang di kerjakan. Pelan tapi pasti, di plomasi Indonesia mulai mengukir jalur sendiri, tanpa harus ikut arus besar yang selama ini di kuasai oleh Barat.
Prabowo Bicara Sedikit, Tapi Isi Kepala Negara Lain Tertuju ke Arah yang Sama
Dalam sesi utama KTT, Prabowo tidak bicara panjang. Tapi saat gilirannya datang, kalimat yang di lontarkan terasa padat, berisi, dan tak basa-basi. Ia menekankan pentingnya keadilan global, kerja sama sejajar, dan hubungan internasional yang tidak di dominasi oleh negara kuat semata.
Beberapa di plomat yang hadir mengaku terkejut. Prabowo tidak mengumbar janji. Ia lebih banyak bicara soal kebutuhan mendesak dunia saat ini: ketahanan pangan, keamanan kawasan, dan kolaborasi yang real.
Pernyataan Prabowo bukan hanya menyentil satu arah. Namun terasa sebagai pesan terbuka bagi siapa pun yang merasa hubungan internasional sudah terlalu timpang. Dan momen inilah yang kemudian membuat banyak kepala negara mulai melirik Indonesia lebih serius.
Indonesia Tak Lagi Dipinggirkan di Forum Internasional Prabowo
Dulu, posisi Indonesia sering di anggap “pengamat yang sopan.” Sekarang, situasinya sudah berubah. Dengan tampil langsung di forum BRICS, dan membicarakan hal-hal konkret, Indonesia memperlihatkan bahwa ia siap tampil di lapangan utama, bukan hanya di bangku penonton.
Beberapa pejabat BRICS bahkan terlihat bergegas menjadwalkan pertemuan bilateral dengan Prabowo usai sesi utama. Dari catatan sementara, setidaknya empat negara BRICS telah menyampaikan niat untuk mempererat kerja sama dalam bidang energi, pertahanan, dan pendidikan tinggi.
Hal itu menunjukkan bahwa posisi tawar Indonesia kini bukan cuma formalitas. Tapi sudah di anggap bagian dari perhitungan geopolitik dan ekonomi yang besar. Prabowo, yang di kenal tegas namun pragmatis, berhasil membuka pintu-pintu baru dalam waktu singkat.
Efek Langsung? Mungkin Tidak Seketika Prabowo, Tapi Dampaknya Mulai Terasa
Sebagian publik mungkin bertanya-tanya, “Apa dampaknya langsung?” Jawabannya: tidak selalu instan. Tapi denyutnya sudah mulai terasa. Di dalam forum informal, beberapa petinggi negara mulai berdiskusi terbuka dengan Indonesia tanpa perantara.
Bahkan negara yang selama ini menjaga jarak pun kini mulai mendekat. Hal ini membuktikan satu hal—Indonesia mulai di pandang sebagai mitra yang bisa di ajak bicara di meja yang setara. Bukan lagi negara berkembang yang harus banyak menunduk, tapi sebagai negara yang mulai di ikuti arah bicaranya.
Salah satu pengamat internasional dari India bahkan menyebut, “Jika ada negara yang bisa mengisi ruang kosong antara Barat dan Timur, mungkin itu Indonesia. Dan Prabowo membawa narasi baru ke sana.”
Kesimpulan
Kehadiran Prabowo di KTT BRICS 2025 bukan sekadar acara seremoni. Itu adalah tanda bahwa Indonesia sudah siap bermain di level yang lebih tinggi. Tak perlu pengakuan formal, cukup lihat bagaimana kepala-kepala negara lain mulai mengubah cara bicara ketika menyebut nama Indonesia.
Forum BRICS bukanlah tempat yang nyaman untuk pencitraan. Ini forum yang penuh tantangan, debat, dan gesekan kepentingan. Namun, justru di ruang inilah Prabowo menunjukkan bahwa Indonesia bisa masuk tanpa grogi.
Kalau hari ini Indonesia belum resmi di undang sebagai anggota tetap, bukan berarti ia tak punya pengaruh. Justru sebaliknya, pengaruh itu sedang tumbuh di am-di am tapi konsisten. Dan kalau tren ini terus berjalan, bukan mustahil dalam waktu dekat, BRICS akan menyambut Indonesia bukan sebagai tamu, tapi sebagai bagian dari keluarga.