thelighthousepeople.com, Macron Kepincut Borobudur, Langsung Cek Akademi Militer! Liburan biasanya identik dengan pantai, kuliner, atau destinasi hits di kota besar. Tapi Presiden Prancis Emmanuel Macron jelas beda selera. Saat mendarat di Indonesia, ia tak langsung menuju mal mewah atau hotel elit. Justru, ia melipir ke tempat yang menyimpan aura sejarah dan semangat para pendekar masa kini: Candi Borobudur dan Akademi Militer Magelang.
Langkahnya ini jelas bikin publik tercengang. Bukan sekadar karena kehadiran pemimpin dunia, tapi karena rutenya benar-benar anti-mainstream. Banyak kepala negara ke Indonesia cuma mampir sejenak, foto-foto, lalu pulang. Tapi Macron? Ia malah nyasar ke tempat yang memuat dua kekuatan: spiritual dan disiplin.
Borobudur Bukan Sekadar Tumpukan Batu
Macron nggak sembarang datang ke Borobudur. Begitu kakinya menginjakkan tanah Magelang, senyum langsung terbit di wajahnya. Angin sejuk pagi itu seolah mengantarkan aura damai yang jarang ia rasakan di negaranya sendiri.
Borobudur memang bukan tempat biasa. Dari jauh tampak kokoh, tapi semakin dekat, makin terasa kekuatannya. Macron pun sempat termenung di salah satu sisi candi, seakan sedang menyusun pikirannya. Ia berjalan perlahan, menatap relief yang terpahat rapi. Beberapa kali ia menunduk, seolah mengakui bahwa dunia Timur menyimpan kedalaman yang tak gampang diterjemahkan dengan kata-kata.
Yang bikin makin menarik, ia enggan hanya menjadi turis biasa. Macron bertanya langsung soal filosofi, proses restorasi, hingga makna-makna di balik tiap pahatan batu. Ia bahkan sempat duduk sejenak di tangga candi, menghirup udara dalam-dalam, lalu mencatat sesuatu di buku kecil yang dibawanya.
Daya Tarik Budaya Tak Terelakkan
Tak banyak pemimpin dunia yang punya ketertarikan selevel Macron dalam urusan budaya. Ia tak hanya hadir secara fisik, tapi juga mental. Ia menyatu, menyerap, dan membaurkan diri dengan nuansa yang ada.
Tentu saja, Borobudur bukan hanya bangunan. Ia simbol. Ia cerita. Ia juga semacam energi yang bisa membuat siapa pun yang datang merasa terikat. Dan Macron, tanpa ragu, larut dalam atmosfer itu.
Akademi Militer: Kejutan Kedua dari Kunjungan Macron
Kalau Borobudur menyajikan kedamaian, maka Akademi Militer menyuguhkan ketegasan. Dari candi, Macron langsung meluncur ke tempat di mana para calon pemimpin tempur digembleng habis-habisan.
Kunjungan ke Akmil ini bukan sekadar formalitas. Macron menyempatkan diri menyaksikan langsung latihan taruna. Ia menyimak dengan penuh perhatian saat para instruktur meneriakkan aba-aba. Bahkan, sesekali Macron berdiri, mengangguk dan mengomentari gerakan para taruna.
Yang menarik, Macron nggak sekadar jadi penonton. Ia sempat ngobrol santai dengan beberapa taruna. Sambil sesekali bercanda, ia bertanya soal motivasi mereka masuk Akmil, dan bagaimana keseharian di sana. Obrolan ringan itu seketika berubah jadi sesi diskusi kecil, karena Macron tertarik pada nilai-nilai kedisiplinan yang diterapkan di Akmil.
Pujian untuk Disiplin dan Semangat
Salah satu taruna bercerita bahwa Macron mengaku terkesan dengan semangat dan ketangguhan anak-anak muda Indonesia. Ia bahkan membandingkannya dengan pola pendidikan militer di Prancis. Menurutnya, apa yang ia lihat di Magelang menunjukkan bahwa Indonesia punya generasi muda yang siap membawa perubahan nyata.
Macron juga menyampaikan bahwa hubungan Indonesia–Prancis bisa tumbuh lebih kuat, bukan hanya dari sisi diplomasi atau perdagangan, tapi dari pertukaran nilai dan semangat juang.
Kesimpulan: Macron Nggak Sekadar Jalan-jalan
Kunjungan Macron ke Indonesia jadi beda dari biasanya. Bukan cuma karena ia mampir ke dua tempat ikonik di Magelang, tapi karena ia hadir sepenuh hati. Ia bukan turis biasa yang sekadar foto-foto dan pulang. Ia datang, melihat, merasakan, dan memberi makna pada tiap langkahnya.
Borobudur memberinya ketenangan, sedangkan Akmil memberinya harapan. Dua lokasi yang awalnya tampak tak berkaitan, justru berhasil menunjukkan dua sisi Indonesia: spiritual dan tangguh. Macron seolah menemukan dua hal yang ia cari refleksi dan inspirasi. Mungkin setelah kunjungan ini, Macron bakal melihat Indonesia bukan lagi sekadar mitra ekonomi, tapi juga sumber pembelajaran. Dari batu candi sampai barisan taruna, semuanya bicara dalam bahasa yang sama: kekuatan sejati ada pada semangat.