thelighthousepeople.com, Konflik baru Thailand dan Kamboja, 1 RI Harus Turun Tangan! Ketegangan di perbatasan antara Kerajaan Thailand dan Kerajaan Kamboja kembali meningkat tajam dalam beberapa minggu terakhir. Perselisihan yang pada awalnya tampak seperti serangkaian bentrokan bersenjata kini berubah menjadi konflik luas yang memicu ribuan pengungsi dan korban di kedua sisi. Situasi ini tidak hanya berdampak pada kedua negara saja, tetapi juga berpotensi merembet pada stabilitas kawasan Asia Tenggara secara umum.
Bagaimana konflik ini berkembang dan mengapa Indonesia (RI) perlu memberi perhatian serius terhadap dinamika ini? Artikel berikut mengulas secara rinci latar belakang, eskalasi terkini, dampak yang sedang terjadi, serta alasan kuat mengapa negara-negara tetangga termasuk Indonesia perlu ikut mengambil bagian dalam upaya penyelesaian.
Akar Masalah dan Pemicu Kekinian
Perselisihan perbatasan antara Thailand dan Kamboja sejatinya sudah berlangsung puluhan tahun. Sengketa ini terutama berkisar pada batas-batas wilayah yang masih diperebutkan, terutama daerah di sekitar kuil-kuil kuno seperti Ta Muen Thom dan situs lain di wilayah perbatasan. Ketidakjelasan batas yang diturunkan dari era kolonial dan kesepakatan yang tidak memuaskan kedua pihak menjadikan situasi ini selalu rawan gejolak.
Apa yang Memicu Eskalasi Terbaru
Awal Desember 2025 menjadi titik balik konflik ini. Setelah beberapa bentrokan bersenjata lokal, serangan artileri dan tembakan roket dilaporkan terjadi di beberapa titik sepanjang perbatasan. Pertukaran serangan ini memaksa kedua militer untuk mengerahkan lebih banyak pasukan dan peralatan berat, termasuk penggunaan jet tempur oleh pihak Thailand dan tembakan BM‑21 oleh pasukan Kamboja.
Lebih jauh, meskipun ada kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi pihak ketiga beberapa pekan sebelumnya, kedua negara saling menuduh pihak lain membuka kembali permusuhan. Thailand mengklaim pihak Kamboja melancarkan serangan ke wilayahnya, sementara Kamboja menuduh Thailand terus melakukan serangan udara bahkan setelah pernyataan gencatan senjata diumumkan oleh pihak mediator.
Dampak Langsung Konflik Terhadap Warga Sipil
Konflik ini bukan sekadar perseteruan militer. Korban jiwa dan jumlah pengungsi meningkat drastis dalam beberapa pekan terakhir.
Korban Jiwa dan Pengungsi
Data terbaru menunjukkan bahwa ratusan ribu warga di kedua sisi perbatasan terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat yang lebih aman. Lebih dari 300.000 warga Kamboja dilaporkan mengungsi akibat bentrokan yang terus berlangsung, terutama di daerah provinsi Banteay Meanchey dan sekitarnya.
Pihak Thailand juga melaporkan adanya korban jiwa, termasuk tentara dan warga sipil yang gugur setelah serangan roket serta ledakan ranjau di wilayahnya. Dalam beberapa insiden terakhir, warga sipil di Provinsi Sisaket menjadi korban tembakan yang dilepaskan oleh pasukan Kamboja.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Dampak konflik juga dirasakan di sektor ekonomi. Penutupan pos lintas batas dan gangguan perdagangan lintas perbatasan menghambat arus barang dan jasa antara kedua negara. Sektor pariwisata, yang sempat menjadi sumber pendapatan signifikan terutama di kawasan kuil sejarah, turun drastis karena wisatawan internasional menghindari wilayah konflik
Banyak keluarga kehilangan mata pencaharian mereka karena ladang pertanian, pasar lokal, dan usaha kecil terabaikan akibat ketidakpastian situasi keamanan. Anak-anak terpaksa berhenti sekolah sementara fasilitas kesehatan kewalahan menangani korban luka dan luka trauma psikologis akibat peperangan ini.
Reaksi Internasional dan Upaya Perdamaian

Konflik ini menarik perhatian internasional karena eskalasinya yang cukup cepat dan dampaknya terhadap stabilitas regional. Beberapa negara dan organisasi internasional mencoba memediasi perdamaian, tetapi hasilnya masih sangat terbatas.
Peran Pihak Ketiga
Beberapa negara besar dan organisasi regional telah mencoba menjadi mediator. Upaya ini sebelumnya pernah membawa kedua negara pada kesepakatan sementara, tetapi gencatan senjata tersebut kini terlihat rapuh dan tidak lagi efektif. Beberapa pihak menyatakan bahwa keterlibatan negara-negara besar diperlukan untuk menekan kedua pihak agar benar-benar menahan diri dari kekerasan.
Beberapa organisasi masyarakat sipil internasional menyerukan penghentian tembakan dan pengerahan bantuan kemanusiaan ke wilayah pengungsian. Namun, kondisi di lapangan tetap sulit karena operasi militer masih berjalan setiap harinya.
Stabilitas Regional TERANCAM
Konflik antara Thailand dan Kamboja tidak hanya memengaruhi kedua negara itu sendiri, tetapi juga bisa memicu ketidakstabilan di kawasan Asia Tenggara secara luas. Perang berkepanjangan di perbatasan ini berpotensi membuka celah bagi aktor non‑negara atau kelompok kriminal lintas batas yang memanfaatkan konflik untuk keuntungan sendiri, termasuk eksploitasi tenaga kerja, perdagangan ilegal, dan aktivitas lain yang merugikan keamanan kawasan secara umum.
ASEAN dan Diplomasi Indonesia
Indonesia, sebagai salah satu anggota ASEAN yang aktif mendorong penyelesaian konflik secara damai, dapat memainkan peran konstruktif melalui forum ASEAN maupun jalur bilateral untuk meredakan ketegangan. Diplomasi Indonesia dapat membantu membuka jalur komunikasi antara pihak Thailand dan Kamboja, serta membantu menyiapkan landasan dialog yang lebih kuat untuk mencapai perdamaian jangka panjang.
Selain itu, keterlibatan Indonesia dalam penyediaan bantuan kemanusiaan kepada warga terdampak juga akan memperlihatkan kepedulian terhadap keselamatan warganya yang mungkin berada di wilayah konflik atau warganya yang terdampak secara sosial dan ekonomi.
Kesimpulan
Konflik terbaru antara Thailand dan Kamboja yang memanas dalam beberapa minggu terakhir telah menjadikan situasi perbatasan antara kedua negara ini sangat berbahaya dan tidak stabil. Kerusakan yang ditimbulkan tidak hanya bersifat militer, tetapi juga krisis kemanusiaan yang meluas, dengan ratusan ribu warga terpaksa mengungsi dan sejumlah korban jiwa di kedua pihak.
Indonesia sebagai negara besar di ASEAN perlu ambil bagian dalam upaya penyelesaian damai konflik ini, baik melalui diplomasi aktif maupun peran dalam kerja sama bantuan kemanusiaan. Peran Indonesia dapat membantu meredakan ketegangan, mendukung stabilitas regional, serta memberikan kontribusi nyata terhadap perdamaian di Asia Tenggara.
